Senin, 26 November 2012

KERSEN (MUNTINGIA CALABURA)

Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri. Di Lumajang, anak-anak menyebutnya baleci. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah datiles, aratiles, manzanitas (Filipina), mât sâm (Vietnam), khoom sômz, takhôb (Laos), takhop farang (Thailand), krâkhôb barang (Kamboja), dan kerukup siam (Malaysia).


Kersen atau talok (Muntingia calabura) adalah sejenis pohon perdu. Buahnya bertipe buah buni, berwarna merah kusam, berdiameter 15 mm, berisi beberapa ribu biji yang kecil-kecil sekali, terkubur di dalam daging buah yang lembut. Kandungan Setiap 100 g bagian buah buni yang dapat dimakan kira-kira mengandung : 76,3 g air, 2,1 g protein, 2,3 g lemak, 17,9 g karbohidrat, (0 g serat, 1,4 g abu, 125 mg kalsium, 94 mg fosfor, 0,015 mg vitamin A, 90 mg vitamin C. Nilai energinya 380 kJ/100 g.

Kersen berperawakan pohon kecil yang selalu hijau, tingginya 3-12 m, tumbuh dan berbunga terus-menerus pada ranting-ranting yang mirip kipas, cabang garis-utama menjadi tegak setelah daunnya rontok, jadi pada gilirannya memberi andil pada pembentukan batang (model arsitektur Troll). Percabangannya mendatar, menggantung ke arah ujung, berbulu halus-halus.

Daunnya tunggal, berbentuk bundar telur sampai berbentuk lanset, berukuran (4-14) cm x (1-4) cm, dengan pangkal lembaran daun yang nyata tidak simetri, pinggiran daun bergerigi, lembaran daun sebelah bawah berbulu kelabu. Bunga-bunga 1-3(-5) kuntum terletak pada satu berkas yang Ietaknya supra-aksilar dari daun, bersifat hermafrodit, bagian-bagian bunga berbilangan lima, daun mahkotanya berwarna putih, jumlah benang sarinya meningkat dari 10-25 utas pada bunga yang muncul pertama dalam 1 berkas sampai lebih dari 100 utas pada bunga yang muncul terakhir, perkembangan bakal buah di atas (superior ovary) menurun menurut urutan seperti di atas, sehingga dari bunga ketiga sampai yang terakhir umumnya tidak terbentuk buah.

Manfaat

Anak anak sekolah bersaing dengan codot dan burung untuk memperebutkan buahnya yang rasanya manis, yang juga dapat diawetkan, seperti tercermin dari nama daerah Sri Lanka 'jam fruit' (buah selai). Informasi tua dari Filipina menyatakan manfaat bunga kersen untuk ramuan infus untuk menghilangkan pusing kepala, pilek, dan sebagainya. Kulit kayunya yang mudah dikelupas dapat digunakan sebagai kain pembalut kasar. Pohonnya berfungsi sebagai pohon pelindung pinggir jalan, kayunya lunak dan sangat berguna sebagai kayu bakar.

Syarat Tumbuh

Kersen merupakan jenis pioner yang khas, menjelajah lahan-lahan yang terganggu di dataran rendah tropik, yang dapat mempertahankan pertumbuhan yang sinambung. Kersen dapat tumbuh baik pada ketinggian sampai 1000 m dpl. Di Asia Tenggara, kersen merupakan salah satu jenis pohon pinggir jalan yang umum sekali dijumpai, terutama di wilayah-wilayah yang kering seperti di Jawa bagian timur. 
Kersen tumbuh sendiri di pekarangan yang terinjak-injak dan sepanjang halaman muka toko, di tempat yang tak ada pohon lain dapat tumbuh. Jenis ini menyenangi pH 5,5-6,5, toleransinya terhadap garam jelek sekali.

Pedoman Budidaya

Pohon kersen umumnya tidak dibudidayakan, tetapi tersebar secara spontan. Pohonnya mulai berbunga pada umur 2 tahun. Cangkokan yang dibuat untuk ditanam di pekarangan dapat langsung berbuah.

Pemeliharaan

Tanah yang kaya dan lembab dapat menjamin produksi yang berkesinambungan, yang dapat dipertahankan melalui pemangkasan pergantian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar